Jalan M. Syafe'i Blok P Nomor 30 Pontianak, Kalimantan Barat. Telp. (0561) 731059

Senin, 13 Desember 2010

Kebutuhan Pangan Harus Diutamakan

Luar Daerah | December 10, 2010 at 16:24

SAMARINDA, KOMPAS.com – Ketahanan pangan di Pulau Kalimantan terancam jika 2.475 izin pertambangan beroperasi semua. Penggiat lingkungan mengingatkan kebutuhan pangan rakyat harus diutamakan daripada menggusur lahan-lahan pertanian untuk tambang. Hasil tambang tidak bisa dimakan.

Koordinator Nasional Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) Andre S Wijaya mengatakan itu saat berunjuk rasa memperingati Hari Hak Asasi Manusia di depan Kantor Gubernur Kalimantan Timur, Kota Samarinda, Jumat (10/12/2010).

"Tambang batu bara telah menggusur lahan-lahan pertanian pangan. Prinsip kedaulatan pangan oleh rakyat menjadi terganggu. Tersisihnya kedaulatan pangan merupakan bentuk pelanggaran hak asasi manusia. Ingat batu bara tidak bisa dimakan," katanya.

Dari jumlah 2.475 izin tadi, sebanyak 1.269 izin ada di Kaltim. Luas lahan yang diperuntukkan bagi tambang terutama batu bara 3,2 juta hektar. Itu melebihi alokasi lahan untuk pertanian yang cuma 2,4 juta hektar.

Sejak 2008, Kaltim hanya mampu memproduksi 570.000 ton beras dari kebutuhan 590.000 ton. Sisanya yang 20.000 ton didatangkan dari Jawa dan Sulawesi. Ironisnya, setiap tahun, sekitar 12.000 hektar lahan pertanian dilepas atau dijual pemiliknya kepada perusahaan tambang batu bara.

Yang juga ironis, 6.223 hektar lahan yang digarap 9.900 petani di Kabupaten Hulu Sungai Tengah (Kalsel) akan tergusur jika perusahaan tambang batu bara jadi beroperasi tahun depan. Nasib serupa juga bakal dialami oleh 5.250 hektar sawah penghasil 99.000 ton beras setiap tahun di Kabupaten Kotabaru (Kalsel).

Kondisi serupa juga dialami oleh Kalbar dan Kalteng. Pertambangan menjadi ancaman serius bagi keberadaan lahan-lahan penghasil bahan makanan. Pertambangan juga mencemari lingkungan yaitu sungai sebab sungai-sungai besar dipakai sebagai jalur pengangkutan hasil tambang.

Food not coal (pangan bukan batu bara), teriak para penggiat yang berunjuk rasa.

Aksi unjuk rasa dilangsungkan dengan damai, simpatik, dan sarat makna. Ada aksi teatrikal yang menggambarkan perebutan pangan oleh rakyat yang kehilangan lahan-lahannya akibat tergusur tambang. Ada juga aksi memasak yang ingin mengingatkan bahwa hasil-hasil bumi Kalimantan patut dicurigai telah tercemar aktivitas pertambangan.

Sumber:
http://arsipberita.com/show/regional/luar-daerah/2010/12/10/kebutuhan-pangan-harus-diutamakan.html

Tidak ada komentar: