Peringatan Hari Bumi
22/04/2010/pk/18:17 WIB
By. Muhlis Suhaeri / Aangga Haksoro
VHRmedia, Pontianak – Pembukaan lahan perkebunan sawit skala besar di Provinsi Kalimantan Barat menyebabkan kerusakan hutan secara sistemis. Kondisi lingkungan di Kalimantan Barat semakin kritis.
Koordinator aksi dari Walhi Kalimantan Barat, Hendrik Husadam, mengatakan kondisi itu semakin parah dengan terjadinya kriminalisasi terhadap warga yang menolak ekspansi perkebunan sawit. Warga yang menolak lahannya dijadikan kebun sawit dikrimalisasikan dengan alasan menolak pembangunan.
“Situasi pro dan kontra di masyarakat juga sering dimanfaatkan investor untuk memuluskan jalannya,” kata Hendrik Husadam pada unjuk rasa memperingati Hari Bumi di Tugu Digulis, Bundaran Universitas Tanjungpura, Kamis (22/4).
Husadam menyebutkan kasus kriminalisasi warga terjadi di Semunying, Bengkayang, dengan korban Momonus dan Jamaludin. Juga di Silat Hulu, Ketapang, kriminalisasi menimpa Andi dan Japin.
Ekspansi perkebunan sawit juga mulai merambah Taman Nasional Danau Sentarum (TNDS). Perkebunan sawit mengancam kawasan konservasi suaka margasatwa dan sumber air di hulu Sungai Kapuas yang mengaliri sebagian besar Kalimantan Barat. “Pemerintah harus menindak ekspansi pembukaan kawasan hutan di sekitar TNDS,” ujar Husadam.
Menurut Husadam, banjir besar di Kabupaten Kapuas Hulu, Sintang, Melawi, dan Pontianak adalah efek langsung dari penggundulan hutan di hulu Sungai Kapuas. “Pemerintah harus mempertahankan sumber daya alam yang tersisa dari jarahan korporasi.” (E1)
Sumber:
http://www.vhrmedia.com/Ekspansi-Sawit-Rusak-Hutan-Kalbar-Secara-Sistemik--berita3911.html
Catatan koreksi news:
Tertulis nama Hendrik Husadam, harusnya HENDRIKUS ADAM.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar