Kalbar Raya › Potret Kalbar ›
Jumat, 18 Juni 2010
PONTIANAK. Kondisi air Sungai Kapuas semakin mengkhawatirkan, beberapa biotanya mulai berkurang atau bahkan hilang. Karena dijadikan alternatif utama untuk membuang limbah. Sehingga sudah seharusnya Kalbar memiliki Central Penanganan Limbah.
“Pembangunan Central Penanganan Limbah hendaknya segera diwujudkan, agar pencemaran sungai tidak semakin parah,” kata Nicodemus Ale, Kepala Divisi Advokasi dan Pendidikan Lingkungan, Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Kalbar ditemui di tempat kerjanya.
Menurut Ale, badan usaha berskala besar di sekitar kawasan sungai memberikan kontribusi yang besar terhadap pencemaran sungai, karena limbah yang dihasilkannya cukup melimpah. “Apalagi mereka menjadikan sungai sebagai alternatif utama membuang limbah yang dihasilkan dari proses produksi badan usaha tersebut,” katanya.
Sungai menjadi alternatif utama dalam membuang limbah tersebut, terang Ale, karena badan usaha berskala besar itu tidak optimal dalam mengelola limbah yang dihasilkannya. “Penampung limbahnya tidak optimal, kalau ada hanya sekedarnya,” ungkapnya.
Sebenarnya kata Ale, telah banyak aturan melarang pembuangan limbah yang dapat merusak lingkungan hidup. “Tetapi hingga sekarang, badan usaha yang melanggar belum dikenakan sanksi,” sesalnya.
Oleh karenanya, dia mengharapkan pemerintah lebih ketat menegakkan aturan guna menyelamatkan lingkungan di Kalbar terutama air sungai yang hingga kini menjadi urat nadi kebutuhan masyarakat Kalbar.
Selain badan usaha berskala besar yang memberikan kontribusi terhadap pencemaran sungai, limbah rumah tangga juga memberikan andil. “Tetapi kalau masyarakat ini tentunya tidak bisa dikenakan sanksi, tetapi perlu upaya penyadaran yang lebih intensif, agar limbah rumah tangga itu tidak lagi dibuang ke sungai,” pungkas Ale. (dik)
Sumber: http://www.equator-news.com/kalbar-raya/potret-kalbar/kalbar-butuh-central-penanganan-limbah
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar