Jalan M. Syafe'i Blok P Nomor 30 Pontianak, Kalimantan Barat. Telp. (0561) 731059

Rabu, 30 Juni 2010

’Nobar’ Derita Buyat di WALHI Kalbar

Pontianak Square
Ilustrasi - Sampel air sungai Kubu Padi yang tercemar PETI.

Minggu, 21/03/2010/pk/16:17 WIB
PONTIANAK, TRIBUN - Peringatan Hari Air di Kota Pontianak, Kalbar, diawali nonton bareng (nobar) film berjudul "Tragedi Buyat" di Sekretariat Wahana Lingkungan Hidup (WALHI) Kalbar. Film tersebut diputar Minggu (21/3/10) sore mulai pukul 15.14 WIB di sekretariat yang beralamat di Jl M. Syafe'i P 30, kompleks Universitas Tanjungpura.

"Pemutaran film ini akan dilanjutkan dengan diskusi bedah film bersama berbagai elemen masyarakat," kata aktivis WALHI Kalbar, Hendrikus Adam.
WALHI mengundang kalangan media massa, kaum muda, mahasiswa dan para pemerhati lingkungan serta elemen gerakan, untuk berperan serta pada acara tersebut. Pemutaran film itu, kata Adam, sebagai aksi menyongsong peringatan Hari Air yang diperingati tiap 22 Maret.

"Kami juga akan menggelar aksi simpatik bertepatan dengan momentum Hari Air 22 Maret besok," ujar Adam.
Sekadar review, film "Tragedi Buyat" mengisahkan tentang kisah warga masyarakat di Teluk Buyat yang terkena limbah industri pertambangan berupa mercury. Film ini dibuat oleh WALHI bekerja sama dengan Jaringan Tambang (Jatam).

Kasus ini menimpa penduduk desa terpencil Buyat, Ratatotok, Kabupaten Minahasa, yang bertetangga dekat dengan PT Newmont Minahasa. Para penduduk ternyata diserang penyakit aneh.

Kesimpulan tim dokter menyebutkan, mereka terkena penyakit minamata, setelah diduga terkontaminasi logam berat arsen (As) dan mercuri (Hg) yang mencemari Teluk Buyat. Laporan Walhi, menyebutkan, dugaan pencemaran terjadi diakibatkan perusahaan tambang PT Newmont telah membuang limbah tailingnya ke laut. (END)

Sumber :
http://www.tribunpontianak.co.id/read/artikel/6498

Tidak ada komentar: