Jalan M. Syafe'i Blok P Nomor 30 Pontianak, Kalimantan Barat. Telp. (0561) 731059

Rabu, 30 Juni 2010

Walhi: Perusahaan Sawit Penyebab Kebakaran Hutan Kalbar (1)

Senin, 28/09/2009/pk/08:47
By. Heriyanto dan Aceng Mukaram, Kontributor KBR68H Pontianak

Ilustrasi : pulp-dan-kertas-indonesia.blogspot.com
Bencana kabut asap selalu saja muncul di Kalimantan Barat setiap kali musim kering tiba. Dampak yang ditimbulkan cukup besar. Dari masalah kesehatan seperti meningkatnya jumlah penderita infeksi saluran pernapasan sampai masalah transportasi yakni terganggunya penerbangan. Giri Darmoko dari Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika Supadio, Pontianak mengatakan, setiap tahunnya pada bulan Agustus merupakan puncak musim kering dan akibat sering terjadi kebakaran hutan.

“Para petani juga sudah mulai membuka lahan pertaniannya dan kadangkala tidak terkontrol sehingga tentu saja akibatnya bisa menimbulkan kabut asap yang mengganggu terutama dari segi kesehatan dan juga nanti jika sudah parahnya itu akan mengganggu transportasi,” tambah Giri Darmoko.

Sampai saat ini masalah kabut asap belum bisa diselesaikan. Pemerintah Daerah tampaknya kesulitan mengatasi kabut asap itu. Sebaran titik api atau hotspot naik turun sepanjang tahun.

Menurut Wuyi Bardani dari Badan Lingkungan Hidup Kalbar, kabut asap menyebabkan Indeks Standar Pencemaran Udara atau ISPU meningkat.
“Untuk kabut asap, ISPU ini sepanjang tahun pada musim kemarau terus fluktuatif, tinggi rendah angkanya akan tinggi jika banyaknya titik api atau pembakaran lahan baik oleh masyarakat maupun yang sengaja dibakar oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab,” kata Wuyi.

Lantas, sebenarnya apa penyebab terjadinya kabut asap ini? Wahana Lingkungan Hidup Indonesia atau Walhi Kalbar memaparkan perusahaan-perusahaan perkebunan kelapa sawit besar adalah pihak paling bertanggungjawab. Mereka membuka perkebunan dengan cara bakar lahan sehingga muncul kabut asap yang melayang di langit Kalimantan Barat. Selain para perusahaan, pembakaran lahan juga dilakukan petani. Namun, mereka hanya bagian kecil penyumbang kabut asap.

Juru Bicara Walhi Kalbar, Hendy Candra, mengatakan Walhi memegang foto sebagai bukti adanya aktivitas pembakaran lahan oleh perusahaan perkebunan.
“Data kita bulan Juli lalu sekitar kurang lebih 40-an perusahaan yang terdapat titik api pembakaran, melakukan pembakaran lahan dan itu yang menyumbang paling besar, karena yang namanya 1 perusahaan saja konversinya sampai 5 ribu hektar atau 10 ribu hektar,” papar Hendy Candra.

Ilustrasi : www.greenpeace.org (bagian 2 selesai)
Kebakaran hutan di Kalimantan Barat ditengarai dilakukan oleh puluhan perusahaan perkebunan kelapa sawit. Padahal Undang-undang Perkebunan jelas-jelas melarang pelaku usaha perkebunan membuka lahan dengan cara pembakaran.
Agustus lalu, Walhi dan Greenpeace menggelar aksi memprotes perkebunan kelapa sawit Sinarmas di Suhaid, Kapuas Hulu. Perusahaan ini dinilai telah merusak hutan dan membersihkan lahan dengan cara membakar.

Namun, aksi ini ditentang perusahaan dan masyarakat setempat. Masyarakat setempat rupanya telah mengizinkan perusahaan membuka perkebunan di wilayah mereka. Adalah Camat Suhaid, Dasniar, yang paling keras menolak aksi protes ini. Ia menyangkal perusahaan Sinarmas telah merusak lingkungan.

“Jika kita ingin bicara lingkungan, di Kalis Putusibau, ada mungkin 24 jam api dan asap tidak berhenti sampai saat ini mengapa itu tidak anda (walhi) protes kan, ini di luar kawasan camp, milik orang bukan milik perusahaan. Jadi saya pikir ini, oh itu karena itu hanya milik masyarakat kita ndak dapat duit apa-apa,” kata Dasniar.
Walhi minta pemerintah daerah menindak tegas perusahaan perkebunan yang terbukti membuka perkebunan dengan cara membakar lahan. Juru bicara Walhi Kalbar, Hendy Candra, mengatakan selama perusahaan sawit masih membuka hutan dan membakar lahan masalah kabut asap tidak akan pernah tuntas.

“Ketika hutan dibuka dan lahan gambut dibuka yang hamparan luas skala besar, itu khan akan menimbulkan pengeringan, sehingga hamparan gambut yang tersebar di Kalimantan Barat ini kurang lebih satu juta tujuh ratusan ribu hektar ini akan mudah terbakar,” kata Hendy.

Sumber:
http://www.greenradio.fm/index.php?option=com_content&view=article&id=1166:walhi-perusahaan-sawit-penyebab-kebakaran-hutan-kalbar-bag1&catid=1:latest-news&Itemid=338

Tidak ada komentar: