Jalan M. Syafe'i Blok P Nomor 30 Pontianak, Kalimantan Barat. Telp. (0561) 731059

Rabu, 30 Juni 2010

WALHI KALBAR: HENTIKAN EKSPLOITASI TERHADAP LINGKUNGAN

Wednesday,24/03/2010/pk/01:08
Puluhan anggota Wahana lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Kalimantan Barat, Selasa, turun ke jalan guna menyerukan hentikan eksploitasi terhadap lingkungan.

Pontianak, 23/3 (Antara/FINROLL News) - Puluhan anggota Wahana lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Kalimantan Barat, Selasa, turun ke jalan guna menyerukan hentikan eksploitasi terhadap lingkungan.

Koordinator Aksi dari WALHI Kalbar, Hendrik Husadan, mengatakan aksi turun ke jalan itu berkaitan dengan peringatan Hari Air Internasional, Senin (22/3) dengan harapan baik masyarakat maupun pelaku usaha perkebunan sawit dalam skala besar di provinsi itu menghentikan ekspansi dan eksploitasi terhadap lingkungan.

Ia mengatakan, sebagai negara kepulauan Indonesia seharusnya tidak mempermasalahkan tentang layanan air. Tapi kenyataannya air termasuk kebutuhan yang mendasar karena air yang ada saat ini kondisinya sudah tercemar.

Penduduk Kota Pontianak saja saat ini cukup sulit untuk mendapatkan air bersih. "Sebagian besar masyarakat Pontianak harus membayar mahal untuk memperoleh air, meskipun air tersebut masih tercemar limbah akibat aktivitas penambangan liar dan perambahan hutan," katanya.

Dalam aksinya WALHI kembali mengingatkan ancaman perluasan sawit di Taman Nasional Danau Sentarum (TNDS) di Kabupaten Kapuas Hulu, karena taman itu merupakan daerah tangkapan air, sebagai pengatur tata air bagi Daerah Aliran Sungai Kapuas.

Daerah yang terletak di hilir Sungai Kapuas sangat tergantung pada fluktuasi jumlah air yang tertampung di danau tersebut, katanya.

Tapi kini kelangsungan TNDS terancam oleh perluasan perkebunan sawit salah satunya oleh PT. Sinarmas Group yang akan mengembangkan perkebunan sawit di Kabupaten Kapuas Hulu seluas 160 ribu hektare dengan 10 anak perusahaannya dan total investasi sebesar Rp4,5 triliun.

"Perusahaan sawit tersebut saat ini sedang gencar-gencarnya menebang hutan sekunder dan primer di kawasan TNDS sehingga sangat berbahaya bagi kelangsungan danau itu termasuk mengancam hulu Sungai Kapuas yang merupakan sumber air sebagian besar masyarakat provinsi Kalbar," katanya.

TNDS selama ini dikenal sebagai perwakilan ekosistem lahan basah danau, hutan rawa air tawar dan hutan hujan tropik di Kalimantan. Danau musiman yang berada di TNDS terletak pada sebelah cekungan Sungai Kapuas, sekitar 700 km dari muara yang menuju laut Cina Selatan.

Dalam tuntutanya WALHI Kalbar, menyerukan penghentian ekspansi perkebunan dan pertambangan dalam skala besar, penghentian privatisasi dan komersialisasi air, stop penebangan hutan secara liar, penghentian perluasan sawit di kawasan TNDS.

Para aktivis WALHI dalam melakukan aksinya membawa berbagai poster yang intinya menolak perluasan sawit, penambangan dan penebangan hutan secara liar dengan mengelilingi kawasan Tugu Digulis Universitas Tanjungpura Pontianak.

Data Pemerintah Kabupaten Kapuas Hulu luas Kapuas Hulu dari sekitar 29.850 kilometer persegi luas wilayahnya, 56,51 persen di antaranya sudah dialokasikan untuk kawasan konservasi, sisanya untuk perkebunan dan lain-lain.
[U.A057/]

Sumber :
http://news.id.finroll.com/nasional/lingkungan/240659-walhi-kalbar-hentikan-eksploitasi-terhadap-lingkungan.html

Tidak ada komentar: